Saturday, June 28, 2014

Ketahui Penyebab Gusi Turun Yuks...!

          Apakah anda memiliki gigi yang terlihat lebih panjang? Apakah gigi tersebut pernah terasa ngilu? Gigi yang terlihat lebih panjang adalah salah satu indikasi kerusakan gigi yang berupa turunnya gusi ke arah akar gigi. Hal ini akan menjadi masalah estetik apabila terjadi pada gigi depan, sehingga apabila orang tersenyum atau berbicara maka biasnya akan tampak dengan jelas keadaan tersebut. Keadaan ini dalam medis dinamakan resesi gingiva/gusi, yang tingkat insidensinya semakin besar seiring dengan pertambahan usia. Pada anak-anak keadaan ini jarang ditemukan tetapi pada orang dewasa diatas 50 tahun dapat dikatakan bisa mencapai 100%.

          Kondisi gusi turun tidak memiliki gejala yang menimbulkan nyeri atau implikasi penyakit/gangguan lainnya. Sesuai dengan penamaannya, gusi turun dapat terlihat pada menurunnya posisi gusi di pinggir gigi. terlihat seperti gambar berikut.

                            gusi turun resesi gingiva


          Jika kondisi gusi turun yang ada diikuti dengan gejala berdarah ketika menyikat gigi, nyeri, gigi ngilu atau lainnya seperti munculnya nanah, maka kondisi gusi turun yang ada adalah indikasi dari kondisi gingivitis.

          Penanganan yang dilakukan oleh dokter gigi bergantung dari beberapa hal seperti seberapa parah keadaannya, apa penyebabnya dan jenis resesi gingiva itu sendiri. Terdapat dua macam terapi yang bisa diberikan yaitu secara bedah dan non bedah. Kombinasi dari tindakan non-bedah dan menjaga kebersihan gigi serta mulut dapat menstabilkan resesi gingiva, namun pada keadaan resesi yang cukup mengganggu estetik diperlukan tindakan bedah.

Penyebab Resesi Gingiva:
  1. Teknik yang salah dalam menyikat gigi, dapat berpotensi dalam terjadinya luka atau kerusakan pada gusi dan resei gingiva. Penggunaan jenis sikat gigi yang salah juga berkontribusi dalam hal ini. Maka dalam menyikat gigi sebaiknya diperhatikan tekink yang benar dan menggunakan sikat gigi yang berbulu lembut.
  2. Kuman pada plak gigi menyebabkan peradangan gusi yang mengakibatkan bergeraknya tepi gusi kearah akar gigi.
  3. Posisi gigi yang tidak benar seperti miring, berputar atau agak menonjol menyebabkan gusi menjadi lebih tipis dan hal ini dapat memicu turunnya gusi apabila secara berulang atau terus menerus bagian tersebut terpapar trauma.
  4. Penambalan yang tidak tepat serta pergerakan gigi pada saat perawatan orthodonti/behel juga dapat menjadi pemicu resesi gingiva.
Key Word: gusi berdarah, gusi turun, resesi gingiva, gingivitis

Semoga Bermanfaat :)




                                        

Saturday, April 19, 2014

Mitos vs Fakta Seputar Gigi yang Paling Banyak Mempengaruhi Masyarakat Awam, Penting untuk Diketahui nih..!!

Mitos vs Fakta # 1
Mitos : Gigi atas yang sakit jika dicabut akan mempengaruhi syaraf mata. Bahkan dapat menyebabkan kebutaan.
Fakta : Syaraf yang mempersyarafi gigi geligi atas berbeda dengan syaraf mata. Bila seseorang sakit gigi karena karies (lubang gigi) pada gigi atas, penjalaran infeksinya memang dapat mencapai pipi hingga mata. Namun pencabutan gigi atas tidak akan menyebabkan kebutaan.


Mitos vs Fakta # 2
Mitos : Sakit gigi dapat disembuhkan cukup dengan minum obat penghilang rasa sakit (analgesik).
Fakta : Obat “pain killer” hanya membantu untuk menghilangkan rasa sakit sementara, namun infeksi bakteri pada gigi tetap ada dan suatu waktu rasa sakit akan timbul lagi. Maka jika terjadi karies, gigi tersebut harus dirawat. Bila karies belum mencapai jaringan syaraf, gigi masih bisa ditambal. Namun bila jaringan syaraf sudah terekspos, maka gigi sudah tidak bisa langsung ditambal tapi harus dilakukan perawatan saluran akar terlebih dulu.

Mitos vs Fakta # 3
Mitos : Gigi tidak perlu dicabut dan boleh dibiarkan saja bila yang tersisa tinggal akarnya saja. Toh, sudah tidak ada keluhan yang dirasakan.
Fakta : Bila gigi berlubang dibiarkan dan tidak dirawat, lama kelamaan gigi tersebut dapat patah sedikit demi sedikit karena adanya tekanan kunyah. Pada akhirnya, mahkota gigi habis dan yang tersisa tinggal akarnya saja. Biasanya pada gigi tersebut sudah tidak ada keluhan lagi. Namun bukan berati masalah sudah selesai. Akar gigi yang terekspos dengan lingkungan gigi tetap dapat menjadi sumber infeksi. oleh karena itu, biarpun sudah tidak terasa sakit gigi tersebut tetap harus dicabut dan dibuatkan gigi tiruan penggantinya.

Mitos vs Fakta # 4
Mitos : Anak yang punya kebiasaan menghisap jari giginya bisa maju atau tonggos.
Fakta : Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa kebiasaan thumb sucking pada anak dapat menyebabkan gigi depannya tonggos, tapi bergantung pada beberapa hal. Misalnya, sampai berapa lama anak tersebut terbiasa menghisap jari. Seberapa sering ia menghisap jari dalam sehari dan besarnya tekanan hisap si anak juga dapat mempengaruhi derajat keparahan. Kebiasaan menghisap jari yang bertahan antara 36 dan 48 bulan dapat meningkatkan resiko majunya gigi depan secara signifikan.

Mitos vs Fakta # 5
Mitos : Bila seseorang sakit gigi lebih baik dicabut daripada ditambal, karena setelah ditambal pun masih bisa sakit lagi.
Fakta : Pencabutan gigi adalah alternatif terakhir, bila perawatan lain sudah tidak mungkin dilakukan. Gigi sebisa mungkin dipertahankan dalam mulut, karena kehilangan satu gigi saja sudah dapat mengurangi efektivitas dalam pengunyahan. Gigi yang hilang sebaiknya diganti dengan gigi tiruan, namun sebaik apapun gigi tiruan masih lebih baik gigi aslinya. Saat ini ilmu dan teknologi di bidang kedokteran gigi telah berkembang pesat. Material kedokteran gigi terus menerus diperbaiki, sehingga hasil tambalan yang baik dan tahan lama dapat dicapai.

Mitos vs Fakta # 6
Mitos : Bau mulut disebabkan karena adanya masalah di pencernaan.
Fakta : Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa 85 % bau mulut berasal dari gigi dan mulut. Bau mulut yang disebabkan oleh perut sangat jarang terjadi. Bau mulut disebabkan oleh bakteri yang bersarang di dalam mulut, bisa berada di gusi yang meradang, gigi yang berlubang, karang gigi, tambalan yang bocor, dan terutama di bagian belakang lidah. Bakteri yang berkembang dalam lingkungan tanpa oksigen ini memproduksi gas berbau yang disebut ‘volatile sulfur compound’. Inilah yang menyebabkan bau mulut.

Mitos vs Fakta # 7
Mitos : Obat kumur dapat menghilangkan bau mulut.
Fakta : Menurut suatu penelitian yang menguji keefektifan obat kumur yang mengandung essential oil, jumlah bakteri berkurang secara bermakna 12 jam setelah penggunaan. Namun obat kumur hanya efektif dalam jangka waktu yang pendek. Malahan, pemilihan obat kumur harus dilakukan secara hati-hati, karena obat kumur berbahan dasar alkohol justru dapat memperberat bau mulut bila digunakan secara berlebihan, karena kandungan alkohol dapat membuat mulut menjadi kering. Untuk menghilangkan, atau setidaknya mengurangi bau mulut, pembersihan gigi tidak difokuskan ke permukaan gigi saja melainkan ke seluruh permukaan yang ada di dalam rongga mulut. Terutama jaringan lunak seperti lidah dan gusi.

Mitos vs Fakta # 8
Mitos : Pencabutan gigi tidak boleh dilakukan pada saat wanita sedang menstruasi.
FaktaPerubahan hormonal yang dialami wanita turut mempengaruhi keadaan di rongga mulutnya. Saat menstruasi, terjadi perubahan hormonal yaitu peningkatan kadar estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan gusi lebih rentan terhadap peradangan. Meski demikian, pencabutan tetap dapat dilakukan pada saat wanita sedang menstruasi. Untuk menghindari resiko, pencabutan sebaiknya ditunda hingga minggu terakhir siklus menstruasi (hari ke 22-28) di mana kadar estrogen sedang rendah.

Mitos vs Fakta # 9
Mitos : Bila gigi anak berlubang tidak perlu ditambal karena nanti juga akan digantikan oleh gigi tetap/permanen.
Fakta : Gigi anak yang berlubang tetap harus ditambal, karena gigi yang berlubang dan tidak dirawat dapat menyebabkan infeksi menjalar ke jaringan pendukung gigi. Hal ini akan mempengaruhi gigi permanennya yang sedang dalam tahap tumbuh kembang. Selain itu adanya karies pada gigi anak dapat menyebabkan anak berkurang nafsu makan dan cenderung rewel.

Mitos vs Fakta # 10
Mitos : Sariawan disebabkan oleh kekurangan vitamin C.
Fakta : Sariawan dalam dunia medis disebut dengan aphtous stomatitis. Penyebab dari penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun ada banyak faktor yang diyakini berkaitan dalam memicu terjadinya sariawan. Di antaranya adalah menurunnya sistem imun (kekebalan tubuh), stress, trauma pada jaringan lunak dalam rongga mulut (seperti tergigit yang berulang-ulang), kurang nutrisi, atau disebabkan karena obat-obatan tertentu. Bila sariawan terjadi berulang-ulang dan hilang timbul, maka disebut recurrent aphtous stomatitis (RAS)

Key Word: mitos gigi, fakta gigi, drg. Meily Zuraida, sariawan, syaraf dan gigi

Semoga Bermanfaat :)

Friday, January 10, 2014

Yuk, Intip Manfaat Permen Karet Terhadap Kesehatan Gigi & Mulut

            Saya adalah salah satu dokter yang menganjurkan beberapa pasien saya untuk mengunyah permen karet terutama untuk mengatasi bau mulut. Secara tidak anda sadari permen karet yang anda kunyah memberikan dampak positif atau manfaat yang besar bagi kesehatan gigi dan mulut. Bagi anda yang belum tahu tentang manfaat permen karet maka jangan pernah menyepelakannya. Lakukan kebiasaan baik ini, tetapi ingat LIMBAHNYA JANGAN DIBUANG SEMBARANGAN!
            Permen karet banyak jenis, warna, rasa atau aromanya, permen karet yang biasanya dianjurkan untuk dikonsumsi oleh para dokter gigi adalah permen karet yang kadar gulanya randah, seperti permen karet yang mengandung xylitol atau bahkan ada beberapa permen karet yang mengandung zat pemutih gigi, tentunya permen karet jenis ini termasuk aman dikonsumsi asalkan tidak berlebihan.
            Beruntung bagi yang memiliki kebiasaan mengunyah permen karet karna saat kita mengunyah permen karet maka otot-otot rongga mulut kita terus bergerak tanpa kita sadari, sehingga akan mengencangkan otot-otot wajah dan memperkuat rahang. Selain daripada itu dengan mengkonsumsi permen karet yang mengandung zat pemutih gigi maka lama-kelamaan gigi kita akan terlihat lebih bersih dari sebelumnya walaupun dalam jangka waktu yang agak lama, tetapi kegiatan mengunyah permen karet itu sendiri adalah salah satu kegiatan yang menyenangkan sehingga seringkali kita tidak menyadari bahwa kita sedang melakukan aktifitas yang menunjang kesehatan gigi.
            Adapun manfaat lain dari permen karet adalah dapat membersihkan gigi, karna disaat kita mengunyah permen karet maka gerakan otot-otot rahang dapat membantu produksi air liur dan saliva dalam rongga mulut, dimana air liur atau saliva sangat bermanfaat untuk membersihkan gigi dan sisa-sisa makanan serta membantu mengurangi resiko timbulnya plak-plak gigi. Adapun karna produksi air liur yang ditimbulkan saat kita mengunyah permen karet juga bisa mencegah terjadinya asam lambung.
            Permen karet juga sangat efektif membuat nafas menjadi segar, tentunya masalah bau mulut adalah masalah yang banyak dialami oleh sebagian besar orang, dengan mengunyah permen karet akan sangat membantu mencegah bau mulut atau nafas yang tidak sedap. Well, silahkan lakukan aktifitas menyenangkan ini dan dapatkan manfaatnya. Selamat mencoba! :)

Semoga Bermanfaat